Skip to main content

Mampang Mempeng

“Jangan mampang-mempeung” ini slogan ibu saya. Intinya jangan mentang-mentang lagi dalam kondisi yang lebih baik jadi seenaknya.

Dulu pas SD saya sering mendengar ucapan ini, karena saya sering lupa diri kalau ibu saya masak makanan kesukaan saya. Saya bolak-balik nambahin isi piring. Lalu ibu saya melempar slogannya. “Jangan mampang-mempeng.”

Pernah juga saya nonton film india sampe malem, terus ibu saya kebangun buat pipis, dia mengagetkan saya karena dia itu langkahnya ga bunyi. Di antara kegelapan (lampu udah dimatiin), dia nongol dan mengucap slogan kesukaannya. “Jangan mampang-mempeng.”

Juga suatu ketika saya jalan-jalan sama si doi, ibu saya berpesan agar slogannya jangan dilupakan, agar saya hendaknya bersikap seperti manusia yang dido’akan ibu saya. “Jangan mampang-mempeng.”

Begitulah slogan ini terus bergema di rumah.
Hal serius terjadi ketika akhirnya saya perlahan mandiri, pembicaraan itu bermula dari saya bertanya gimana cara ngatur duit, kok kerasanya boros ya. Apa karena saya hobi beli buku, atau karena budget makan saya yang gede banget gila hampir 50 % lari ke WC itu duit.

Lagi-lagi curhatan itu dijawab dengan slogan abadinya.

Sekarang sih saya menyimbolkan slogan itu sebagai kontrol diri. Saya tahu kadar kontrol diri itu sifatnya fluktuatif. Kadang orang bisa kehilangan kontrol dirinya karena alasan tertentu. Dan meskipun saya dari SD udah mendengar tentang konsep dasar pengendalian diri, tapi prakteknya saya masih terus belajar.

Dulu konsekuensinya paling dimarahin ibu, tahan duduk dengerin ceramah ala Mamah Dedeh, kelar. Sekarang kalau ngga kontrol diri, kerasa perihnya.

Independen secara finansial itu sulit guys. Ujung-ujungnya gotong royong sama temen-temen yang juga kontrol dirinya rendah. Weekend bobo-bobo ga jelas karena ga punya budget main. Syukur-syukur kalau duitnya buat beli buku, jadi bisa dibaca. Atau kalau saya sih seringnya melontarkan keinginan tanpa ada follow up yang pasti.

“Pengen karaokean nih..”
“Hmm pengen nonton..”
“Eh, beli buku yuk..”

Cuma ngomong doang. Saya paham, sahabat-sahabat saya pun ngerti. Sama-sama lagi ngga punya duit. Pengen boleh, tapi ya cuma sampe pengen doang. Udah.

“Jangan mampang-mempeng.”
Pesan itu tergiang lagi ketika weekend ini kami hanya mengandalkan wifi kampus untuk meyutub hal-hal ngga bermanfaat tapi penting untuk wawasan pergaulan. 

Weekend keseribu lima puluh delapan dan kami tetap sama. Duduk di spot yang kami tandai, dan bereaksi pada apa yang terjadi di dunia maya.
Ibu, kenapa pesanmu begitu berat.

Comments

  1. Sekali2 mampang mempeung, lepasin biar ga terlalu berat

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cara Perempuan Jepang Membuang Bekas Pembalut

Selama hidup di Jepang, hal yang paling berkesan untukku adalah tiada hari berlalu tanpa pembelajaran. Bahkan ketika aku di rumah aja ngga ngapa-ngapain, aku tetap dapet pembelajaran baru. Jadi suatu pagi… aku lagi di apartemen aja kan biasa pengangguran laten [ gaya abiesz, bilang aja kosan Pak Ruslan versi fancy wkwk ], dan temen sekosanku yang orang jepang, dia nyimpen bungkus pembalut di kamar mandi. Hmm oiya kita tuh kamar mandinya shared, cuma beda kamar bobo aja. Jadi dia narohnya di salah satu papan yang ada di atas WC duduk gitu, biasanya di papan tersebut kita simpen tissue cadangan atau pengharum ruangan di situ. Oke dia lagi menstruasi. Tapi ini untuk pertama kalinya aku nemuin sampah yang digeletakin gitu aja. Nah, buat kalian yang ngga tau pembungkus pembalut yang mana, ini aku sertakan gambar… karena kebetulan aku lagi rajin dan lagi mens juga. Jadi ini pembalut… Dan ini bungkusnyaaa… yang mana tergeletak di WC tadi. Aku langsung bingung, ih tumben banget kok ngga

Ada Apa dengan Mas-Mas Jawa?

Kalau kamu adalah seorang perempuan, apa yang terlintas di benak ketika mendengar kata ‘Mas-Mas Jawa’? Apakah seksi, idaman, gagah, karismatik terlintas meski hanya sekilas? Tak dipungkiri lagi mas-mas jawa adalah komoditas utama dalam pencarian jodoh. Cewe-cewe entah kenapa ada aja yang bilang, “pengen deh dapet orang jawa.” Alasannya macem-macem mulai dari yang sekedar impian masa kecil, pengen aja, sampe dapet wangsit dari mbah Jambrong. Saya ngga ngelak, pria jawa memang identi dengan kualitas terbaik. Mungkin Abang, Aa, Uda, Bli, Daeng, atau Bung juga suka merasa daya saing di pasar rendah, apakah dikarenakan passing grade Si Mas-Mas tinggi? Atau karena ada quality control sebelum masuk pasar? Hmm. Mari disimak beberapa hal yang membuat mas jawa menjadi undeniable (ngga bisa ditolak) 1. Killer smile Mungkin tatapannya orang Jerman atau seringainya kumpeni itu bisa membunuh. Tapi untuk seorang mas-mas jawa, yang membunuh itu senyum. Bikin klepek-klepek. Takar

Kentut

Saya pernah nonton variety show-nya Negri Gingseng, Hello Counselor . Acaranya membahas problematika, kesulitan, dan penderitaan seseorang. Kind of curhat, but the problem usually soooo silly and weird, you can’t even imagine. Disitu ada host sama penonton. Host berfungsi juga sebagai panelis tanya jawab tentang permasalahan tersebut. Tanya jawabnya dua arah, dari sisi yang punya masalah dan yang jadi biang masalah. Hingga pada satu titik mereka coba memberi solusi. Terus penonton ngejudge itu masalah bukan untuk kemudian voting. Nah yang paling banyak dapet vote , nanti dapet hadiah. Ada satu episode yang menarik yang melibatkan hal paling manusiawi : kentut.

Disrupsi Rantai Pasok dan Kaitannya dengan Pandemi Covid-19

Cukup disayangkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di kuartal I/2020 hanya mencapai 2,97 persen (year on year). BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 2,41 persen jika dibandingkan dengan kuartal IV/2019. Pertumbuhan ekonomi ini merupakan salah satu yang terendah sejak kuartal IV/2001. Hal ini jelas dipengaruhi oleh pandemi yang menyebabkan penurunan drastis konsumsi rumah tangga. Memang selama ini, kinerja konsumsi rumah tangga berkontribusi pada 50 persen PDB sehingga efeknya cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Padahal sebelumnya Indonesia, sudah cukup percaya diri bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di angka 5,0 persen . Huhu tapi tenang saja, bukan perekonomian Indonesia saja yang sedang gonjang-ganjing. Pertumbuhan ekonomi UK turun 2,0 persen . PDB China sendiri turun tajam hingga menyentuh 6,8 persen . Menyusul, Amerika Serikat pun mengalami penurunan PDB sebesar 4,8 persen . IMF sendiri sudah mengestimasi bahwa secara glob