Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2015

Punggung, Bibir, Punggung dan Bibir

Punggung Sore itu hujan. Jalanan yang basah, udara yang lembab dan aroma tanah yang terparkir rapi di hidungku. Punggungnya terlihat hangat, membuat siapapun yang melihatnya ingin memeluknya. Punggung itu milikmu, dan dalam hati kecilku sudah sejak lama aku ingin memilikimu, agar aku dapat menyentuh punggungmu sebanyak apapun aku mau. Meski begitu, aku ini manusia biasa yang sama seperti manusia lainnya, cukup rakus dan egois. Aku tidak saja ingin memilikimu tapi aku juga ingin kamu mencintaiku. Mungkin cerita ini terdengar seperti cerita cinta klise dimana pertemuan akan menghasilkan cerita cinta yang happy ending. Tidak. Cerita ini hanya cerita sederhana tentang punggungmu.

Riddle

Akhir-akhir ini dikenalin sama cerita teka-teki alias riddle story sama Kak Acha sebagai pengisi waktu nungguin download-an beres. Tapi otak detektif dan cita-cita khayalan sebagai intel emang ngga bisa didiemin gitu aja. Berujung pada lebih sering membaca dan akhirnya niat menulis cerita riddle . Haha ceritanya emang saya bikin setelah saya banyak baca riddle. Saya juga bikinnya pas ngisi waktu aja, daripada liatin air ujan yang ngga akan berubah jadi duit. Nah silakan dicek ini dia riddle yang saya bikin. Silakan tebak apa yang salah atau apa yang aneh dari cerita tersebut. Nanti jawabannya menyusul ya, tebak dulu aja, jawab dulu.. (kaya ada yang baca aja T.T) Cerita 1 “Ah cuaca begini....malasnya harus bekerja jaga toko”, kataku dalam hati, aku melihat ke luar pintu yang terbuat dari kaca, ada bintang. Aku bekerja bersama tiga temanku.  Cindy sedang menyusun barang dari kardus menuju rak-rak. Ray sedang merokok di gudang penyimpanan setelah menurunkan barang-barang stok ba

Aku Membicarakanmu

Apakah sudah takdir kita menjadi budak memori? Bumi ini bukan tempat yang aman dan bukan tempat menyenangkan, tapi kita tetap bisa hidup dan tersenyum seolah semuanya baik-baik saja. Tak peduli kemanapun kau pergi, selama kau bersama keluargamu, mengingat mereka, mempedulikan mereka, disitulah rumahmu. Terkadang kau merasa asing sehingga kau ingin pergi, tapi ketika kau mencoba menetap, hatimu bisa dipaku di rahim waktu dan terdiam selamanya. Ada sisi lemah yang ingin kau bagikan. Bahkan debu jalanan lebih indah hidupnya di matamu. Aku selalu rindu rumah, karena aku tak membawanya dalam hatiku. Ketika aku pergi, rumah menjadi tempat kembali. Seharusnya tidak begitu. Seharusnya rumah bisa dibangun dimanapun dan kita bisa berteduh kapanpun. Memori indah dan memori buruk kadang datang begitu saja tanpa permisi. Kita menjadi kita yang sekarang karena proses tercernanya memori itu. Memori tentang rumah, memori tentang keluarga, memori tentang cinta. Kadang kita ingin melepaskan diri d