Skip to main content

Sepuluh Kebahagiaan

Hari ini hari kamis sore. Saat ini di depan gw ada Mother of Dragon alias Ibu Neta (beliau ini adalah bos gw), dan dua calon naga juga (Semangat Asto dan Erwin yang sedang berjuang keluar dari neraka!). Di pojok kiri ada, Kak Anti, yang punya kafe yang ga pernah sepi karena yang sepi itu hanya hati kalian guys. Ehem.


Tulisan gw kali ini disponsori oleh kebutuhan untuk menghindari hal yang perlu dihindari, seperti godaan untuk bilang “Mamah nanyain kamu tuh” kepada mantan.

Berawal dari gw sama Siro yang merasa agak sakit jiwa, dan butuh penyaluran kegilaan. Jadilah kami memutuskan untuk terapi jiwa dan mental paling murah meriah yakni menulis.
(Orang miskin kok beraninya banyak penyakit ya wkwk)

Kali ini tema tulisannya tentang 10 hal yang bikin gw bahagia.
Apa ya? Kok gw bingung?

Dipikir-pikir dalam hidup ini, gw jarang menganalisis kapan sebenernya gw bahagia…ini semua karena gw mengikuti pemikiran Charlie Brown yang takut untuk bahagia, karena kalau dia bahagia, bakal ada hal sedih datang.



Jadi gw selalu menahan diri untuk tidak terlalu bahagia, dan kalaupun gw bahagia ya udah gw langsung buru-buru ingat dalil si Charlie Brown. Syukurlah dalam keseharian, emosi gw selalu di level “biasa aja”, bahkan abis sidang dan balik ke Indonesia, itu perasaan bahagia gw umpetin.
Jadi sekarang gw mau bongkar diri gw.

Thanks to Kak Anti yg membantu gw dan bilang, yang bikin gw bahagia adalah:

1. Makanan gratis



2. Ketawa bareng manusia



Bahagia gw ternyata terdengar mudah. Tapi sangat sulit tercapai, karena butuh orang lain untuk mencapainya.

3. Bawa payung ketika hari hujan


4. Entis Sutisna dan Mandra




5. Pas mau pipis kamar mandinya kosong.


Gila ini tulisan ngendap dulu sehari karena kemarin gw kecapean hmm.
Hari ini hari Jum’at.
Lanjut ya.

6. Coklat, kopi, teh, pokoknya minuman berwarna.




7. Ice cream when you need it the most.




8. Video kucing menggemaskan, video bayi ketawa dan melakukan kebodohan tak berarti juga memiliki efek yang sama. Bikin senyum-senyum sendiri.





9. Baca buku (apalagi kalau sampe dapet superpower)



10. Bertemu dengan orang yang menyenangkan.. Sesederhana orang itu senyum duluan.



Akhirnya sepuluh juga.
Kenapa susah banget sih mikirin hal yang membahagiakan kita? Apakah semakin seseorang bertambah tua, semakin pula ia susah dibahagiakan? Kenapa tapi? Standarnya makin tinggi? Terlalu muak dengan dunia ini sehingga tidak bisa menikmati apapun? Sedih sekali jadi manusia dewasa…
See, bahkan ketika tulisan ini berupaya membicarakan kebahagiaan, ujungnya nyerempet pada kesedihan.

Setidaknya hal ini membantu, mungkin untuk memahami bahwa apa yang membahagiakan itu sederhana, hanya saja manusia sering tidak mengakuinya dan terlalu sibuk memilih untuk bersedih.
Oh, sebelas, pisang goreng.
Selama 30 postingan ke depan, bersabarlah denganku dan jangan pernah jemu untuk main ke blog yang nirfaedahku ini!

Terima kasih, semoga kamu tahu apa yang membuatmu bahagia hari ini!
💗

Comments

Popular posts from this blog

Cara Perempuan Jepang Membuang Bekas Pembalut

Selama hidup di Jepang, hal yang paling berkesan untukku adalah tiada hari berlalu tanpa pembelajaran. Bahkan ketika aku di rumah aja ngga ngapa-ngapain, aku tetap dapet pembelajaran baru. Jadi suatu pagi… aku lagi di apartemen aja kan biasa pengangguran laten [ gaya abiesz, bilang aja kosan Pak Ruslan versi fancy wkwk ], dan temen sekosanku yang orang jepang, dia nyimpen bungkus pembalut di kamar mandi. Hmm oiya kita tuh kamar mandinya shared, cuma beda kamar bobo aja. Jadi dia narohnya di salah satu papan yang ada di atas WC duduk gitu, biasanya di papan tersebut kita simpen tissue cadangan atau pengharum ruangan di situ. Oke dia lagi menstruasi. Tapi ini untuk pertama kalinya aku nemuin sampah yang digeletakin gitu aja. Nah, buat kalian yang ngga tau pembungkus pembalut yang mana, ini aku sertakan gambar… karena kebetulan aku lagi rajin dan lagi mens juga. Jadi ini pembalut… Dan ini bungkusnyaaa… yang mana tergeletak di WC tadi. Aku langsung bingung, ih tumben banget kok ngga ...

Kentut

Saya pernah nonton variety show-nya Negri Gingseng, Hello Counselor . Acaranya membahas problematika, kesulitan, dan penderitaan seseorang. Kind of curhat, but the problem usually soooo silly and weird, you can’t even imagine. Disitu ada host sama penonton. Host berfungsi juga sebagai panelis tanya jawab tentang permasalahan tersebut. Tanya jawabnya dua arah, dari sisi yang punya masalah dan yang jadi biang masalah. Hingga pada satu titik mereka coba memberi solusi. Terus penonton ngejudge itu masalah bukan untuk kemudian voting. Nah yang paling banyak dapet vote , nanti dapet hadiah. Ada satu episode yang menarik yang melibatkan hal paling manusiawi : kentut.

Entry 5 - Gratitude Journal: Wished

What is something that you have now that seemed like a wish back then? The first thing that comes to my mind is the freedom to do anything.  Hal yang tampak seperti mimpi dulunya adalah melakukan hal-hal yang hanya bisa dilakukan oleh orang dewasa. Beberapa di antaranya merupakan adegan berbahaya yang hanya bisa dilakukan oleh ahli. Hal seperti bepergian sendiri kemanapun, membeli barang-barang lucu yang diinginkan, bahkan berpikir hanya untuk diri sendiri. Aku tidak tahu kenapa kota tempatku tinggal,  Karawang disebut Kota Pangkal Perjuangan, tapi aku cukup tahu semua orang di sini memang bergelar pejuang. Menjadi dewasa artinya bergerak menjadi seorang yang berjuang. Dulu semuanya diperjuangkan oleh orang lain tanpa kita maknai. Sekarang aku tahu betapa lelahnya itu, tapi tidak ada seorang pun bertanya, karena semua orang ingin beristirahat juga. Aku suka menjadi dewasa karena hal-hal yang tidak terlihat ketika aku kecil, sekarang semuanya nyata. Sayangnya, kita semua mend...

Entry 4 - Gratitude Journal: Happy Memories

Write about the memories that made you happy! Aku tumbuh dan dibesarkan dengan baik oleh ayah ibuku. Banyak kenangan indah yang bisa aku jadikan sebagai mantra Patronus-ku. Sangat sulit memilih mana yang bisa aku jadikan mantra utama penangkal duka lara. Kalau aku meninggal, core memoriesku mungkin bisa menentukan mana best of the best memories, kalau sekarang masih bingung milihnya. Aku suka hari-hari kenaikan kelas, pembagian raport, dan wisuda. Karena ada kebahagiaan terlimpah ruah setelah bisa melewati kesulitan berlevel, ada kesenangan terpancar saat kita bisa mengukir senyum bangga orang tua. Momen itu yang menjadi batu pondasi kalau kelak aku lupa apa itu rasanya bagaia. Momen bahagia baru terasa setelah serentetan lelah dan luka kita lalui, kita naik level, kita jadi lebih baik. Dan kenangan itu membuatku bahagia. Aku juga suka hari-hari normal yang berlalu dengan penuh kedamaian. Ada kewarasan yang tersimpan dalam sebuah rutinitas. Ada rasa aman ketika tahu kita bisa beristir...