Skip to main content

Eksibisionis

Eksibisionis singkatnya adalah orang yang menemukan kepuasan sendiri ketika dia memamerkan alat kelaminnya kepada orang asing. Awalnya tahu ini tuh dari kaskus. Ada yang menceritakan pengalamannya terkait eksibisionis yang berkeliaran bebas. Aku sih belum pernah ketemu, ngga ada niatan pengen ketemu juga, jangan sampe.

Bagi yang mengikuti serial drama korea Reply 1988, ada satu episode dimana Deok Son (lead perempuannya) pernah main ke cafe yang merupakan sarang seorang eksibisionis. Pas dia lagi ke kamar mandi, dia ketemu sama si eksibisionis sialan.

Reaksi Deok Son abis itu patut diacungi jempol, dia memberanikan diri berteriak “Titit segede cabe keriting aja kok dipamer-pamerin! Malu dong!” Terus kan si eksibisionisnya yang tadi cengengesan jadi berubah air mukanya, jadi kaya kesel dan pergi. Lalu datang sang suami dari masa depan Deok Son (telat nih si aa Taekie), langsunglah Deok Son lututnya lemes dan nangis karena ketakutan dan ngga keruan gitu.

Bagus sih idenya untuk diaplikasikan di dunia nyata kalau kamu-kamu bingung apa yang harus dilakukan ketika ketemu eksibisionis. Tapi aku sih menyarankan kamu tahu diri. Kamu harus punya mentalitas yang cukup kuat dan kapasitas bela diri untuk melakukan apa yang Deok Son lakukan – buat berjaga kalau hal-hal semakin di luar kendali.

Ngga gampang loh ngomong apalagi teriak dalam keadaan takut. Biasanya kan kalau takut energinya kaya kesedot gitu. Selain takut juga mungkin rasanya jijik kali ya. Jadi keingetan terus sama titit cabe keriting, terus muka psikonya yang kurang ajar.

Jadi kalian harus gimana dong nih? Easy. Mencegah dan menanggulangi.

Langkah pertama kita harus mencegah eksibisionis muncul dengan selalu berjalan ditemani orang lain, terutama kalau ke tempat rada sepi. Kalau apes-apesnya ketemu nih, jangan panik, biasa aja, ga usah malah bilang ke temen “Coy liatin juga sana titit lu ke dia, biar kalian duel.”

Gila bener, temen kamu lelaki Arabkah? (astagfirulloh)

Seengganya keberadaan orang lain itu bisa dijadikan saksi kalau mau ngelapor ke polisi nanti.

Terus juga jangan ngelamun kalau jalan, soalnya ada tuh yang saking ngelamunnya, si eksibisionis lagi onani sambil liatin korban (astagfirulloh ya Allah, bingung dah ini penjahat punya keluarga ga sih, ngga mikir apa ya gimana kalau hal serupa menimpa keluarganya. Ya Allah jauhkan dan lindungi perempuan Indonesia dari yang beginian).

Menurut hematku, kalau kamu ada yang mengalami tindakan amoral kaya gitu (amit-amit), ngga perlu ngikutin Deok Son gitu, apalagi kalau teriak “Ey apa yang harus gw liat sih nih? Pentol korek?”

Ngga. Ngga usah.

Minimalisir hal-hal yang terkesan nantangin. Tuh eksibisionis mamerin si otong artinya kan itu barang kebanggaan dong. Kalau dijelekkin tar dia insecure terus malah memicu hal berbahaya gimana? Dia punya dua kaki loh, bisa aja ngejar kamu.

Nah ini juga penting nih.

Aku pikir, kamu cukup posisikan diri sebagai seorang dokter dan anggap penis itu sebagai bagian dari organ tubuh.

Jujur deh sebenernya kita ini memikirkan penis tuh jorok dan kotor makanya jijik ngga ketulungan. Coba deh ubah mindset dan pusatkan pikiran pada kenyataan bahwa semua laki-laki punya penis, dan itu tuh organ reproduksi, mungkin itu bisa mengenyahkan rasa jijik dan perlahan ketakutan berlebihan bisa berkurang.

Masalahnya, kita tuh terlalu jijik untuk melihat, mengingat, membayangkan, dan terlalu takut yang berlebihan. Orang sakit jiwa gitu jangan ditakutin, cepet laporin polisi, jangan lupa amati daerah sekitar apakah ini situasi genting yang kamu perlu secepatnya lari, atau disitu tuh rame, ya kalau rame foto atau videoin aja kalau perlu bikin viral (aku ngikutin idenya temen Dev dari sitkom amrik Master of None).

Kasus beginian ini belum banyak di blow up media, karena samar juga sih antara sakit jiwa dan mengganggu. Susah juga ya kalau yang sakit jiwa ini kebal hukum. Ya tapi biar tahu rasa aja harus dilaporin orang kaya gitu tuh.

Hmm, selebihnya jangan lupa do’a kalau melangkah keluar rumah. Setiap mau kemana-mana nih harus pamit ama abi umi, terus minta duit deh buat beli stun gun atau buat les karate, atau lebih greget lagi raket nyamuk yang di rumah dibawa aja.

Jaga diri kalian ya.



Comments

  1. Awal melihat eksibisionis saat aku SMP, dibelakang sekolah ada pangkalan becak, dan tukang becak kencing di belakang kelasku di tembok pendek gitu, kira2 cuma sebatas lutut, menghadap ke kelas, kelasku di lantai 2, lantai1 itu semua tembok karena itu ruang gudang alat kesenian, anak2 biasanya heboh lalu menonton, aku awalnya males, tapi penasaran juga bagaimana bentuk penis, jadi ikut nonton hehe

    Lalu jadi kebiasaan setiap jam istirahat kebanyakan anak cewek diem di kelas dan nongkrong di jendela sambil ngobrolin bentuk2 penis yang ber beda2. Tukang becak saat ditonton bukan malu malah seperti senang dan lanjut onani. Awal aku jijik tapi penasaran melihat penis bisa membesar seperti itu.

    Tapi sekarang aku sudah tidak heran lagi, karena aku kerja sebagai perawat, jadi sering memandikan/membasuh pasien baik pria dewasa maupun wanita dewasa, jadi sudah biasa melihat berbagai penis hitam, putih, bulu lebat, bulu tipis, bengkok kiri bengkok kanan, sunat dan tidak sunat.

    Malah sering pegang juga untuk pasang kateter, jadi sudah biasa.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Entry 5 - Gratitude Journal: Wished

What is something that you have now that seemed like a wish back then? The first thing that comes to my mind is the freedom to do anything.  Hal yang tampak seperti mimpi dulunya adalah melakukan hal-hal yang hanya bisa dilakukan oleh orang dewasa. Beberapa di antaranya merupakan adegan berbahaya yang hanya bisa dilakukan oleh ahli. Hal seperti bepergian sendiri kemanapun, membeli barang-barang lucu yang diinginkan, bahkan berpikir hanya untuk diri sendiri. Aku tidak tahu kenapa kota tempatku tinggal,  Karawang disebut Kota Pangkal Perjuangan, tapi aku cukup tahu semua orang di sini memang bergelar pejuang. Menjadi dewasa artinya bergerak menjadi seorang yang berjuang. Dulu semuanya diperjuangkan oleh orang lain tanpa kita maknai. Sekarang aku tahu betapa lelahnya itu, tapi tidak ada seorang pun bertanya, karena semua orang ingin beristirahat juga. Aku suka menjadi dewasa karena hal-hal yang tidak terlihat ketika aku kecil, sekarang semuanya nyata. Sayangnya, kita semua mend...

Entry 4 - Gratitude Journal: Happy Memories

Write about the memories that made you happy! Aku tumbuh dan dibesarkan dengan baik oleh ayah ibuku. Banyak kenangan indah yang bisa aku jadikan sebagai mantra Patronus-ku. Sangat sulit memilih mana yang bisa aku jadikan mantra utama penangkal duka lara. Kalau aku meninggal, core memoriesku mungkin bisa menentukan mana best of the best memories, kalau sekarang masih bingung milihnya. Aku suka hari-hari kenaikan kelas, pembagian raport, dan wisuda. Karena ada kebahagiaan terlimpah ruah setelah bisa melewati kesulitan berlevel, ada kesenangan terpancar saat kita bisa mengukir senyum bangga orang tua. Momen itu yang menjadi batu pondasi kalau kelak aku lupa apa itu rasanya bagaia. Momen bahagia baru terasa setelah serentetan lelah dan luka kita lalui, kita naik level, kita jadi lebih baik. Dan kenangan itu membuatku bahagia. Aku juga suka hari-hari normal yang berlalu dengan penuh kedamaian. Ada kewarasan yang tersimpan dalam sebuah rutinitas. Ada rasa aman ketika tahu kita bisa beristir...

Rethinking about Value

Setelah baca bukunya Matt Haig, aku baru ngeh.. beliau itu pemikirannya sedikit banyak mengurai apa yang muslim harus tahu. Salah satunya adalah tentang VALUE. Selama ini, kupikir value itu konsep yang diciptakan dan dikembangkan manusia untuk menjadi manusia yang diterima secara sosial, atau paling nggak menjadi manusia yang bisa membanggakan seseorang yang dicintainya. Misalnya aja, seseorang dianggap memiliki value ketika ia bertanggung jawab, punya integritas, punya kepribadian yang unik, punya passion yang diperjuangkan, punya ketangguhan dalam menghadapi gempuran masalah, dll dll. Semua itu.... dilakukan demi ayang. HEH bukan. Yaaaa maksudnya semua itu dilakukan demi menjadi manusia yang 'desirable' atau paling nggak 'acceptable' lah yaa.. Makanya orang tuh harus terus berusaha untuk mengenali dirinya, supaya tahu value apa lagi nih yang harusnya ada di dirinya, yaa biar bagusan dikit jadi manusia. Atau value apa yang harus di-achieve biar bisa so emejing like yo...

Entry 3 - Gratitude Journal: Most Grateful For

What person in your life are you most grateful for? What do you admire about them? Siapa orang yang paling kamu syukuri ada di hidupmu? Apa yang kamu kagumi darinya? Sebagai seorang anak, aku selalu bersyukur karena terlahir dari rahim seorang ibu yang sholehah. Dari senyum ibuku, lahir ketenangan. Dari do'a tulusnya, terbuka jalan yang dipermudah. Dari keberadaannya saja, dunia terasa baik-baik saja. Dari ridho ibu, ridho Allah pun terasa dekat. Sebagai seorang perempuan, aku kagum pada kekuatannya, begitu kuatnya ia menjalani takdir yang tak selalu ramah. Aku kagum pada kesabarannya untuk menikmati segala sesuatu diantara ketidaknikmatan yang khidmat. Aku mengagumi kebaikannya yang tulus, kalau ada seseorang yang pantas didaulat menjadi Menteri Sosial, itu adalah ibuku. Sebagai seorang manusia, aku mengagumi ibuku karena beliau sosok yang kehadirannya dirindukan. Aku tahu teman-temannya sering menanyakan kehadirannya yang alfa, atau ketika beliaulah yang selalu dicari dan ditany...