Skip to main content

Efek BTS terhadap Perekonomian Korea Selatan

Pada awalnya iseng aja searching berita K-Pop di Google scholar.

Buat kakak adik yang tidak tahu apa itu Google Scholar, itu adalah titik awal saintis dan tukang riset. Biasanya kita nongkrong di website tersebut untuk ngecek judul-judul penelitian yang sudah ada, dan hasil-hasil penelitian bagaimana yang sudah dilaksanakan. Ibarat kata juru masak, Google Scholar adalah dapur. Kalau mau bikin suatu masakan, biasanya ngecek yang tersedia apa saja, dan apa saja yang belum, cek juga alat-alat seperti apa yang biasa digunakan. Dari hulu hingga hilir, selalu dan selalu mengecek perbendaharaan keilmuan. 

Mulanya iseng searching kasus K-Pop yang dulu mencuat, ternyata ada yang meneliti… misalnya saja kasus skandal sebuah klub yang melibatkan idol grup BigBang yang sempat memporakporandakan saham pemilik agensi dan menyeret nama politikus besar karena konon melibatkan korupsi juga. 😓

Kemudian hari ini kepikiran sama BTS dan McDonald’s yang menjadi fenomena global~ Sebenernya kemarin juga sempet baca artikel di Nikkei Asia yang bilang kalau lagu BTS yang berjudul Dynamite itu menghasilkan efek ekonomi sampai $1,43 milyar ((bentar ini tuh suka ngebingungin ya kalau dibayangin berapa banyak sih, jadi milyar itu 0-nya ada sembilan, dengan rate dollar, kalau dirupiahkan tentu 0-nya nambah 3. Jadi 0-nya ada dua belas, yang disebut triliun)) Jadi intinya kalau di-rupiah-kan efek ekonominya sekitar Dua Puluh Triliun (Rp. 20.000.000.000.000) Belum kebayang sebanyak apa? Jumlah uang yang dihasilkan oleh BTS lebih besar loh dari Pendapatan Asli Provinsi Jawa Barat (yang Rp19 Triliun)~ Bisa-bisanya 7 orang pemudi Korea Selatan ini menghasilkan uang lebih banyak dari yang dihasilkan oleh Provinsi! 🙌

Sumber: Nikkei Asia (2021) 


Dampak ekonomi dari BTS ini juga terasa hingga penciptaan lapangan kerja baru di sektor pariwisata hingga 8000 pekerjaan baru dan eksport merchandise. Jelas dong, kalau kamu suka sama orang pasti ingin memakai yang dia gunakan, ingin mengunjungi kampung halaman mereka sehingga dapat merasakan lebih dekat lagi dengan idolanya ini.

Setelah aku cari tahu juga ternyata perusahaan yang mengelola BTS, Big Hit Entertainment, sudah melakukan IPO, go public saham nya baru sih di tahun 2020. Tahukah harga per lembar sahamnya mencapai 272,500 KRW (sekitar Rp. 3,5 juta, jadi kalau mau beli satu lot harus punya 350 juta dong *menangisi kemissqueenan ini*), bandingkan sama saham BCA yang terbilang rada mahal di Indonesia dan harga sahamnya per lembar cuman Rp. 30ribu aja!

Sumber: Google Finance (10 Juni 2021)

Sempet baca juga riset yang mengaitkan bahwa adanya BTS menjadi soft power tersendiri untuk Korea Selatan. Soft power ini ya seperti namanya, salah satu cara diplomasi nunjukkin kekuatan tapi nggak pake kekerasan, soft banget kaya ditaklukkan hatinya sama abang-abang BTS.  Terbukti sih jadi banyak acara yang butuh “pengaruh” ya akhirnya ngundang mereka, contohnya aja di sidang umum PBB dan UNICEF. Ngga nyangka juga sih, orang-orang berkulit putih pada terimbas sampe BTS tuh dipertimbangkan SEBERPENGARUH itu~ 💦

Keren banget yha melihat efek ekonomi ini~ 

Oh satu lagi fun fact. Hallyu atau Korean Wave ini di Korea Utara dilabeli sebagai senjata budaya dong.. Wkwk ngakak sih yang sebelah emang suka insinyur, hadeuhhh 👀


NB. tiap kamis bakal update tulisan untuk keperluan pertumbuhan diri bersama dengan sobat-sobat jelitaku! Cek juga situs mereka, yang punya Siro dan yang punya Kak Acha 💗

Comments

Popular posts from this blog

Cara Perempuan Jepang Membuang Bekas Pembalut

Selama hidup di Jepang, hal yang paling berkesan untukku adalah tiada hari berlalu tanpa pembelajaran. Bahkan ketika aku di rumah aja ngga ngapa-ngapain, aku tetap dapet pembelajaran baru. Jadi suatu pagi… aku lagi di apartemen aja kan biasa pengangguran laten [ gaya abiesz, bilang aja kosan Pak Ruslan versi fancy wkwk ], dan temen sekosanku yang orang jepang, dia nyimpen bungkus pembalut di kamar mandi. Hmm oiya kita tuh kamar mandinya shared, cuma beda kamar bobo aja. Jadi dia narohnya di salah satu papan yang ada di atas WC duduk gitu, biasanya di papan tersebut kita simpen tissue cadangan atau pengharum ruangan di situ. Oke dia lagi menstruasi. Tapi ini untuk pertama kalinya aku nemuin sampah yang digeletakin gitu aja. Nah, buat kalian yang ngga tau pembungkus pembalut yang mana, ini aku sertakan gambar… karena kebetulan aku lagi rajin dan lagi mens juga. Jadi ini pembalut… Dan ini bungkusnyaaa… yang mana tergeletak di WC tadi. Aku langsung bingung, ih tumben banget kok ngga

Kentut

Saya pernah nonton variety show-nya Negri Gingseng, Hello Counselor . Acaranya membahas problematika, kesulitan, dan penderitaan seseorang. Kind of curhat, but the problem usually soooo silly and weird, you can’t even imagine. Disitu ada host sama penonton. Host berfungsi juga sebagai panelis tanya jawab tentang permasalahan tersebut. Tanya jawabnya dua arah, dari sisi yang punya masalah dan yang jadi biang masalah. Hingga pada satu titik mereka coba memberi solusi. Terus penonton ngejudge itu masalah bukan untuk kemudian voting. Nah yang paling banyak dapet vote , nanti dapet hadiah. Ada satu episode yang menarik yang melibatkan hal paling manusiawi : kentut.

Ada Apa dengan Mas-Mas Jawa?

Kalau kamu adalah seorang perempuan, apa yang terlintas di benak ketika mendengar kata ‘Mas-Mas Jawa’? Apakah seksi, idaman, gagah, karismatik terlintas meski hanya sekilas? Tak dipungkiri lagi mas-mas jawa adalah komoditas utama dalam pencarian jodoh. Cewe-cewe entah kenapa ada aja yang bilang, “pengen deh dapet orang jawa.” Alasannya macem-macem mulai dari yang sekedar impian masa kecil, pengen aja, sampe dapet wangsit dari mbah Jambrong. Saya ngga ngelak, pria jawa memang identi dengan kualitas terbaik. Mungkin Abang, Aa, Uda, Bli, Daeng, atau Bung juga suka merasa daya saing di pasar rendah, apakah dikarenakan passing grade Si Mas-Mas tinggi? Atau karena ada quality control sebelum masuk pasar? Hmm. Mari disimak beberapa hal yang membuat mas jawa menjadi undeniable (ngga bisa ditolak) 1. Killer smile Mungkin tatapannya orang Jerman atau seringainya kumpeni itu bisa membunuh. Tapi untuk seorang mas-mas jawa, yang membunuh itu senyum. Bikin klepek-klepek. Takar

Disrupsi Rantai Pasok dan Kaitannya dengan Pandemi Covid-19

Cukup disayangkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di kuartal I/2020 hanya mencapai 2,97 persen (year on year). BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 2,41 persen jika dibandingkan dengan kuartal IV/2019. Pertumbuhan ekonomi ini merupakan salah satu yang terendah sejak kuartal IV/2001. Hal ini jelas dipengaruhi oleh pandemi yang menyebabkan penurunan drastis konsumsi rumah tangga. Memang selama ini, kinerja konsumsi rumah tangga berkontribusi pada 50 persen PDB sehingga efeknya cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Padahal sebelumnya Indonesia, sudah cukup percaya diri bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di angka 5,0 persen . Huhu tapi tenang saja, bukan perekonomian Indonesia saja yang sedang gonjang-ganjing. Pertumbuhan ekonomi UK turun 2,0 persen . PDB China sendiri turun tajam hingga menyentuh 6,8 persen . Menyusul, Amerika Serikat pun mengalami penurunan PDB sebesar 4,8 persen . IMF sendiri sudah mengestimasi bahwa secara glob